Selasa, 26 Juli 2016

0 komentar
Cerita Pertama Bersama Timmy Malam dengan nuansa dingin beserta raungan kilat memekakan telinga. Tak ada yang aku lakukan selain tiduran. Hingga akhirnya suara cempreng itu berkali-kali merajuk di teras rumah. "Miaauuuuuwwww..... miaw..." Lalu samar kudengar Mama menggerutu. "Siapa, sih, malem-malem buang kucing?" Aku yang penasaran lantas segera menyusul ke pintu depan. Seekor kucing sedang berkutat melawan dorongan sapu. Mama terus mendurung supaya kucing kecil itu pergi. Aku yang kasihan segera menggendong anak kucing itu. "Kasian, Ma. Kan hujan.... Biar ikut di dalem dulu deh, besok janji mau di suruh pergi." Akhirnya Mama setuju. Kugendong kucing itu masuk ke kamar. Tampaknya udara di luar cukup membuatnya sangat kedinginan. *** Paginya aku baru sadar, si bengal mungkin kelaparan sehingga semalaman tak berhenti menggangguku. Singkat cerita, sejak hari itu aku mulai membiasakan diri untuk mengurus kucing lagi. Kuusahakan untuk mengurusnya lebih baik. Mama sudah tidak ambil pusing lagi ketika kucingku masuk rumah dan tidur di manapun dia suka. Kucing yang satu ini memang pemaksa dan pengancam, hehe, (kalau Mama mengusirnya, dia bisa maksa masuk, nongol lewat jendela dapur, atap rumah, atau lewat mana saja sampai Mama kewalahan dan merasa pusing seratus keliling) akhirnya Mama bersikap masa bodo selama aku mau bertanggungjawab atas segala keonaran yang dibuatnya. Kuberi nama Timmy, karena aku ngefans sekali pada tokoh kartun animasi Shaun The Sheef yang imut dan bandel. Timmy punya sifat ceria, hiper aktif, dan gak pernah kapok mengusik Mama yang paling anti terhadap kucing. Setiap ada tamu, siapapun itu, anak2, ibu2, bapak2, sudah dipastikan jadi korban keisengan dan kejahilan Timmy seperti ujung roknya digigit2, sandal disodok2 sambil guling2 centil, dsb. Mama sampai frustasi dibuatnya, namun tanpa disadari, aksi2 kocak Timmy mampu membuat Mama terang2an tertawa geli setiap hari. Lama kelamaan kurasa Mama mulai suka. **** Tibalah suatu hari Timmy pulang main dalam kondisi sempoyongan, sementara dari sekitar duburnya keluar cairan, tapi tidak berbau. Aku, dan Mama juga sangat panik. Dari hari ke hari kondisinya terus memburuk. Sudah hampir sebulan Timmy sakit. Hingga di suatu pagi, kami menemukan Timmy menyendiri di belakang rumah, dekat gundukan sampah. Saat itu aku benar2 tidak siap jika harus kehilangan Timmy, apalagi Mama juga sudah mulai sayang padanya. Allah-pun menggerakkan hatiku untuk berbuat sesuatu. Kucari nomor2 Drh di internet. Kupikir, aku harus segera mengkonsultasikan keadaan Timmy. Aku senang sekali, nomor telpon Drh yang siap menerima konsultasi gratis ternyata banyak juga. Lewat pesan singkat, kuhubungi semua nomor Drh yang kudapatkan dari internet, kusampaikan hal yang dialami Timmy. Alhamdulillah, respon mereka begitu cepat, sampai aku terharu atas kepedulian mereka pada Timmy. Kupelajari sekian banyak saran dari puluhan drh yang kuhubungi lalu kuputuskan untuk memilih saran2 terbanyak yang paling sama. Akhirnya, tanpa tunggu lama lagi, aku segera pergi mencari Kelapa Muda, Susu Beruang, dan Obat Drontal (di pet shop). Setelah semua didapat, pertama-tama kuberikan dulu air kelapa disemprot ke mulut Timmy menggunakan alat suntik mainan, kupastikan Timmy menelan air kelapa dengan cukup banyak. Masih melalui pantauan jarak jauh seorang drh yang antusias membantuku, aku terus updet perkembangan kondisi Timmy setelah diberi minum air kelapa muda. Kulihat sudah ada tanda-tanda Timmy menggerakkan badannya dan merespon air susu beruang yang aku sediakan di mangkuk kecil. Aku dan Mama semakin bersemangat ketika Timmy minta susu beruang lebih banyak, diminum terus dan terus meskipun dibantu minum dalam keadaan terbaring. Setelah itu, masih lewat pesan singkat, drh membuat takaran (dosis) obat drontal yang harus aku berikan pada Timmy. Masih menggunakan alat suntikan mainan, Timmy kucekoki obat. Beberapa menit kemudian, Timmy berusaha berdiri...........! Lalu jalan sempoyongan menghampiri adikku yang sedang makan jagung rebus. Ngeong.... Timmy minta makan jagung! Heheheheheheeeeeeeeeeee. Aku tertawa girang dan bahagia. Mama tak bisa menyembunyikan kegemasannya. Timmy makan biji2 jagung rebus, masih dalam kondisi badan kurus, kotor akibat tidak pernah mengurus diri selama sakit, dan kedua selaput mata yang masih terlihat pucat. Malam harinya setelah Timmy sehat, tiba2 Mama berteriak memanggilku. seolah ingin menunjukkan penemuannya, Mama menunjuk ke arah kaki . Kulihat Timmy sedang khusuk memijit-mijit kaki Mama. Serempak kami sekeluarga tertawa. Timmy, Timmy.
Read more...