Ada 2 bagian sastra secara umum yaitu Sastra Lisan dan Sastra Tulisan. Sastra adalah bagian seni yang terdiri dari empat macam. Keempat macam sastra tersebut yaitu: Cerpen, Novel (Prosa), Puisi, dan Drama.
Saya ingin berbagi cerita mengenai pengalaman saya saat pertama kali mengenal seni sastra, tepatnya ketika saya masih duduk di bangku SD.Sebenarnya tanpa disadari semua orang selalu bersentuhan dengan sastra dalam kegiatan sehari-hari, baik ketika terhanyut dalam lirik sebuah lagu dan menonton drama film. Nah, kedua-duanya itu masuk bidangnya sastra, lho. Begitu juga dengan saya yang sejak kecil selalu terlibat dalam kegiatan yang mengarah ke sastra. Tanpa saya sadari, misalnya menonton acara dongeng, bernyanyi, nonton film, dll. Hingga ketika saya sudah mengenakan seragam putih-biru alias SMP, saya mulai mengenal bagaimana kemahiran orang-orang sastrawan ketika berpuisi. Mereka yang akhirnya saya ketahui sebagai Kelompok Sastra Muda itu sempat mengalihkan dunia saya, hehe. Saya mulai tergila-gila pada sastra, khususnya puisi, dan mulai ikut-ikutan di komunitas sastra melalui beberapa kenalan. saat itu saya kenal satu forum kepenulisan yang mewadahi aktivitas penulis Indonesia, namanya Forum Lingkar Pena. Sempat saya mendalami sastra dengan mengikuti seminar, workshop, dan pelatihan kepenulisan yang diselenggarakan beberapa kali oleh forum ini. Menurut saya pribadi, puisi memiliki bahasa tersendiri (bahasa sastrawi) sehingga diperlukan pemahaman mendalam bagi setiap pembacanya agar tidak salah merefleksi dan memahami maksud dari isi puisi tertentu.
Berikut ini sebagian puisi saya yang saya buat pertama kali, mudah-mudahan pembaca merasa tidak merasa ini terlalu buruk, hehehe.
KUMPULAN PUISI
Karya : Alliana Nores
Mari ke Surau
Beriring bersamaan
Di bawah naungan sinar
rembulan
Menapaki rerumputan
Lumpur tak terkecuali
Langkah kita begitu cepat
Menuju surau di tepi sungai
Lentera di genggaman
Luas benderang terangi
bebatuan
Lambai daun dan kilau embun
Gelap
Dingin
Tak lah merintang
Katakpun meloncat
Terpekik, terkaget, hampir
terinjak
Aduhai tak sabar degup hati
Tuk segera membaca kalam
illahi
Langkah kita begitu cepat
Menuju surau di tepi sungai
*****
Kemenangan Ramadhan
Langit bak madat berkawal
bulan
Mengintip landai marcapada
Berpesta kobah
Nyanyian lantang menghunus
saif
Kemenangan Ramadhan
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
La ilaha ilallahu Allahu Akbar
Allahu Akbar walillahilhamdu
Langgar penuh sesak
Tamu Allah tengah berpesta
Menikmati jambar setelah
berperang
Syatar Qur’an tertinggal jauh
di awal Ramadhan
Kan bermula menjemput Syawal
Kemenangan Ramadhan
*****
Di
Sepertiga Malam
Kuantar
bait maddah
ke pelupuk bulan.
Desaku
masih terdiam
lelap dipeluk malam
diterpa
bias cahaya sepertiga malam
ragaku
utuh membayang,
menggigil
di udara dingin
di antara gemuruh sungai
dan tatap bisu bebatuan
PesonaMu
Tuhan
mampu hipnotisku
membawa
langkah ini
menuju singgasanaMu
dengan sisa percikan wudhu
*****
Alam Pagi
Gemuruh angin
Mengantar lantun Adzan
Menggema
Menuju gubuk para petani
dan sebagian nafas yang
tertinggal di negeri mimpi
Menyejukkan hati sang perindu
yang ilafi
Kokok ayam bersahutan
Peringatkan Fajar agar tak
terlambat datang
Pagi ini kan terjadi
Sebentar lagi…
Ada kehidupan di ladang
Ada derap langkah dan seruan
di pematang
*****
Surat dari Tuhan
Terbata…
Mengeja belitan aksara
Fatah,
Kasrah,
Dhomah,
Kulalui rambu-rambu ayat
dengan khidmat
Alif Laam Miim…
(Sudut mata mengalirkan
bening
Mushaf kucengkeram erat)
Dzaalikal kitabu laa roiba
fiih…
(Serak lirih suara ini
SuratMu kubaca perlahan
Di antara remang petang
dan senandung pulang
penggembala)
*****
Glosarium:
|
||
- Surau
|
:
|
Mesjid kecil tempat mengaji
|
- Madat
|
:
|
Menara tempat orang berjaga/berkawal di atap menara
|
- Marcapada
|
:
|
Dunia
|
- Kobah
|
:
|
Gendang besar/beduk
|
- Saif
|
:
|
Pedang
|
- Langgar
|
:
|
Surau
|
- Jambar
|
:
|
Hidangan
|
- Syatar
|
:
|
Muka halaman
(kitab, dsb)
|
- Maddah
|
:
|
Puji-pujian
|
- Ilafi
|
:
|
Jiwa terhalus yang sudah dapat mendekatkan diri
kepada Tuhan
|
- Khidmat
|
:
|
Hormat
|
0 komentar:
Posting Komentar